Syahroni, Harga Porang Tahun ini Berangsur Membaik Dibanding Tahun 2022-2023, Dan Pasar Menjadi Menarik?

Foto, salah satu hasil budidaya tanaman Porang di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.

 

 

ChanelNtbNews, Dompu, NTB – Porang merupakan Komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik, tidak hanya bagi perusahaan pengolah Porang tetapi juga meningkatkan pendapatan Petani para petani Porang itu sendiri.

 

Selain itu, Tanaman ini menjadi Komoditas Ekspor andalan baru dari Indonesia, jika kita serius menggarapnya. Bayangkan satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 – 20 Ton Porang.

 

Pada musim tanam pertama, para petani dapat menghasilkan hingga Rp. 40 juta dalam 8 bulan, nilainya sangat besar dan pasarnya masih terbuka lebar.

 

Di Kabupaten Dompu, Tanaman Porang menjadi salah satu Program unggulan Pemerintahan Daerah yakni Program Jara Pasaka (Porang, Sapi, Padi dan Ikan).

 

Dimana Program tersebut telah dicanangkan pada saat kepemimpinan Bupati Dompu H Kader Jaelani dan Wakil Bupati H. Syahrul Parsan, ST,.MT, atau trendnya di sebut Akj-Syah.

 

Di Penghujung masa Kepemimpinan Akj-Syah, Budidaya Tanaman Porang terlihat sudah maksimal dilaksanakan oleh pemerintah daerah, melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Dompu.

 

Salah satu hasil budidaya tanaman Porang yaitu yang berlokasi di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.

 

“Bicara pengembangan Porang tahun 2022, itu kegiatannya dibagi menjadi 2 item (kegiatan),” ungkap mantan kepala Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Domu Muhammad Syahroni, SP,.MM, dikutip dari Topikbidom, Selasa (2/7/2024).

 

Syahroni menjelaskan Dalam Budidaya Tanaman Porang, pertama yang harus dilakukan adalah kegiatan demplot Poran kemudian yang kedua pendampingan pada pertanaman porang swadaya masyarakat.

 

Selanjutnya, Demplot diarahkan untuk pembelian sarana produksi seperti benih porang, pupuk dan sarana produksi lainnya untuk areal demplot dan Bimbingan Tehnik (Bimtek).

 

Terkait realisasi Anggaran untuk program Porang Syahroni menyebutkan bahwa anggaran untuk kegiatan Porang tahun 2022, dominan diarahkan untuk kegiatan demplot seperti pengadaan benih dan Bimtek.”selain itu, juga termasuk pengadaan sarpras yang lain lain,” terangnya.

 

Sementara untuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan hampir relatif tidak ada masalah dan sudah mengikuti mekanisme dan peraturan yang berlaku.

 

“Bahkan di tahun 2023 sudah di audit oleh BPK dan tidak ada masalah yang ditemui, baik fisik maupun admistrasi,” beber Syahroni.

 

Diakhir, terkait dengan hasil budidaya tanaman program Porang, Syahroni mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2022 dan 2023 setelah dilakukan demplot dan pendampingan harga Porang berangsur – angsur turun drastis,

 

Sehingga minat petani pun berkurang membudidayakan Porang, sehingga minat petani pun berkurang membudidayakan Porang.

 

“Tapi, Alhamdulillah tahun ini harga Porang berangsur baik, sehingga pasar menjadi sangat menarik. kondisi ini harus menjadi atensi pimpinan Distanbun,” ujar Dae Roni Sapaan akrabnya yang sekarang menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Dompu.

 

Penulis IW