Kemerdekaan Bagi Petani??

Foto kepala UPTD Manggelewa Kab Dompu, Muhammad Fadli, SP 

 

 

ChanelNtbNews Dompu NTB – Sebelum negeri bernama Indonesia berdiri, eksistensi petani sudah jauh diakui. Dalam naskah-naskah sejarah diuraikan, petani dan warga perdesaan merupakan penopang utama keberhasilan merebut kemerdekaan.

 

“Tidak hanya menyediakan tempat persembunyian, peran petani dan warga perdesaan paling penting ialah menjamin logistik para pejuang,” dikutip Media Indonesia, 8/8/23.

 

Mustahil pejuang menang berjuang dengan perut kosong. Pertanyaannya, sudahkah petani kita merdeka?

 

Jumlah petani saat ini mencapai 54% dari jumlah rakyat Indonesia. Logikanya, jika rakyat merasakan kemerdekaan, otomatis kemerdekaan juga dirasakan petani.

 

Jika tidak, siapa sebenarnya yang memetik kemerdekaan selama 78 tahun ini? bagaimanakah kehidupan petani setelah 78 tahun merdeka: apakah semakin sejahtera, tetap, atau bahkan kian menderita?

 

Benarkah petani semakin tidak berdaya? Apakah indikasinya?Bagaimana membuat mereka merdeka dalam arti sesungguhnya? Lalu, apakah yang harus dilakukan?

 

Kemerdekaan petani yang tecermin pada kehidupan yang kian sejahtera atau justru sengsara setidaknya bisa diukur dari tiga hal: tingkat pendidikan, aset ekonomi, dan tingkat kemandirian. menurut Sensus Pertanian (SP) 2013, kapasitas SDM pertanian amat rendah.

 

 

Jumlah rumah tangga petani mencapai 26,14 juta rumah tangga, menurun 5,04 juta rumah tangga dari 2003.Sekitar 72% dari mereka yang bekerja di sektor pertanian hanya berpendidikan atau tidak tamat SD, 26% lulus SMP dan SMA, dan hanya 1% lulus perguruan tinggi.

 

Kapasitas pendidikan yang rendah membuat adopsi inovasi-teknologi jadi lambat.

 

Di berbagai daerah biaya pendidikan SMP, bahkan hingga SMA, dibebaskan dan 20% APBN dialokasikan khusus untuk sektor pendidikan, Namun, ternyata itu belum mampu memerdekakan petani dari kebodohan.

 

Amanat konstitusi seperti tertuang dalam roh pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan RI ikut mencerdaskan bangsa dan Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran ternyata hanya indah di teks.

 

Nyatanya pendidikan petani tidak tersentuh. Lalu apa makna dan manfaat kemerdekaan bagi petani?Penguasaan modal (lahan dan pendanaan) petani amat terbatas.

 

Sebanyak 14,25 juta rumah tangga petani (55,33%) guram dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 ha.Keterbatasan modal membuat pertanian tidak lagi jadi gantungan hidup dan keluar dari jerat kemiskinan.

 

Menurut Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 (SPP 2013) BPS, rata-rata pendapatan rumah tangga tani dari usaha di sektor pertanian hanya Rp12,4 juta per tahun atau Rp1 juta per bulan, amat jauh dari upah layak buruh pabrik.

 

Pendapatan itu hanya mampu menopang sepertiga kebutuhan. Sisanya disumbang dari kegiatan di luar pertanian, seperti mengojek, berdagang, dan menjadi pekerja kasar.

 

Fakta ini menunjukkan tak ada lagi ‘masyarakat petani’, yakni mereka yang bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar kebutuhan hidupnya dicukupi dari kegiatan itu.

 

Maka dimomentum Kemerdekaan, Kepala UPTD, Muhammad Fadli, SP beserta Keluarga Besar UPTD Manggelewa Kab Dompu,, Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 78.

 

Merdeka..Merdeka..Petani Bangkit, Petani Merdeka

 

Pen: IW




Di Pimpin Aiptu Yusuf, SH Timsus Macan Kota Berhasil Ringkus Kembali Terduga Pelaku Yang Kabur Dari Tahanan.

 

 

ChanelNtbNews, Dompu NTB – Salah seorang Terduga Pelaku kasus Pencambulan berinisial SF (22) warga Desa Rora, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, nekat kabur dari sel tahanan Polsek Dompu, pada Sabtu (5/8/202) malam, sektar pukul 21.40 Wita.

 

Namun Tim Sus Polsek Dompu berhasil meringkus kembali terduga pelaku di Desa. Soriutu Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Selasa tanggal 8 Agustus 2023 Sekitar pukul. 07.30 Wita, terduga pelaku merupakan tahanan kasus pencabulan terhadap Korban Melani di Dusun. Muhajirin, Desa. O,o Kecamatan Dompu.

 

Disampaikan Kapolsek Dompu, Ipda Arif Syarifuddin, SH kepada membenarkan terduga kabur dari sel tahanan dan penangkapan terhadap terduga pelaku berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga tentang keberadaan terduga pelaku.

.

” Bahwa Terduga pelaku berada di salah satu rumah warga bernama Jhon yang beralamat di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa,” jelas Kapolsek.

 

Setelah memperoleh informasi yang akurat, Kapolsek Dompu memerintahkan Kepala Timsus Macan Kota Aiptu Yusuf, SH beserta anggota untuk segera melakukan pengejaran dan penangkapan.

 

” Akhirnya terduga pelaku berhasil di tangkap tim sus Polsek kota di alamat tersebut,” ungkap Kapolsek. Selasa 8/8/23. siang.

 

Kemudian Setelah dilakukan penangkapan, Timsus langsung membawa terduga pelaku ke Polsek Dompu untuk diproses hukum lebih lanjut,” pungkas Kapolsek

Pen : IW




Dimomen Kemerdekaan, SMPN 1 Dompu Sukses Mengukir Prestasi Predikat Unggul UKBI 

Foto Kepsek SMPN 1 Dompu, Abdul Basith,S.Pd, M.M.Inov.

 

ChanelNtbNews, Dompu NTB – Tidak Henti-hentinya Dunia Pendidikan di kabupaten Dompu telah banyak Mengukir Prestasi Cemerlang, melalui bakat, minat maupun di tingkat Kecerdasan Peserta Didik Anak Itu Sendiri.

 

Khususnya SMPN 1 Kabupaten Dompu, baru-baru ini, mewakili SPM dikabupaten Dompu, dibawah Kepemimpinan Kepsek SMPN 1 Dompu Abdul Basith,S.Pd, M.M.Inov.

 

Dimomen Bersejarah ini, Peserta didik SMPN 1 Dompu, Sukses Mempersembahkan Kado Terindah di Hari Kemerdekaan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 78.

 

Foto Kegiatan UKBI di SMPN 1 Dompu

Dengan meraih predikat unggul dengan nilai akhir 629 dan beberapa siswa lainnya, juga mendapatkan predikat madya.

 

Pada pelaksanaan kegiatan Uji Kelayakan Berbahasa Indonesia (UKBI) yang dilaksanakan oleh Kantor Balai Bahasa Provinsi NTB

 

Semoga kedepannya peserta didik mampu mengasah kemampuan mereka untuk mengembangkan diri serta dapat berkolaborasi dengan teman-temannya dalam menghadapi UKBI berikutnya danJuga dapat menjadi pionir dalam meningkatkan mutu sekolah.

 

Maka Melalui momen bersejarah ini, Kepala Sekolah beserta Keluarga Besar SMPN 1 Dompu, mengucapkan Dirgahayu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 78, 08/08/23.

 

Pen : IW




Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Di Bidang Politik.

 

 

 

ChanelNtbNews, Dompu NTB – Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memiliki implikasi politik yang signifikan bagi bangsa. Hal itu menandakan tegaknya kedaulatan rakyat,

 

Dimana seluruh warga negara Indonesia mengakui kewibawaan pemerintah Indonesia, serta terlepas dari segala bentuk penjajahan.

 

Proklamasi tersebut memantapkan kemerdekaan Indonesia dan menegaskan otonominya sebagai bangsa.

 

Tonggak politik ini merupakan pengakuan atas hak rakyat Indonesia atas pemerintahan sendiri dan kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri.

 

Ini berfungsi sebagai dasar untuk sistem politik dan struktur pemerintahan negara, memastikan partisipasi dan keterwakilan warganya dalam proses pengambilan keputusan

 

Tentu dengan semangat yang tinggi inilah, yang sangat diperjuangkan oleh rakyat Indonesia sejak dulu, bahkan sampai sekarang Indonesia mulai melakukan kerjasama dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang politik.

 

Dimomen Bersejarah.. Keluarga Besar DPC Partai PAN Kab Dompu, Melalui Anggota DPRD Fraksi PAN/Sekretaris PAN Dompu, Suharlin, ST..Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 78.

 

Merdeka.. Merdeka.. Merdeka..

 

Pen : IW




Makna Kemerdekaan Indonesia Bagi Dunia Pendidikan?

 

 

 

 

ChanelNtbNews, Dompu NTB – Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari sakral bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada hari itu, bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya atas penjajahan bangsa Belanda dan Jepang.

 

Momen bersejarah tersebut turut menjadi tonggak bangkitnya kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari aspek kenegaraan, sosial, hingga pendidikan.

 

Dahulu, akses pendidikan bagi masyarakat pribumi masih belum merata. Kemerdekaan Indonesia tentunya memiliki makna mendalam bagi dunia pendidikan.

 

Dengan diakuinya kemerdekaan Indonesia oleh dunia, pembangunan di bidang pendidikan pun mulai digalakkan.

 

Pendidikan merupakan ujung tombak perlawanan terhadap penjajah, bisa dibilang, kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan buah manis dari pendidikan. Sejak era kebangkitan nasional,

 

Para intelektual muda seperti Ki Hajar Dewantara dan Dr. Soetomo menjadi motor penggerak pergerakan pemuda Indonesia, hingga akhirnya berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah.

 

Peran tokoh terpelajar tanah air dalam memperjuangkan kemerdekaan dapat terlihat dari munculnya berbagai organisasi pergerakan nasional yang mulai subur sejak tahun 1920-an.

 

Sebut saja Perguruan Taman Siswa yang berusaha menjembatani kesenjangan hak pendidikan antara kaum pribumi dan Eropa, atau Boedi Oetomo yang merupakan tempat lahirnya para tokoh pembangunan nasional.

 

Kemerdekaan menjadi gerbang mewujudkan cita-cita bangsa, dalam rumusan pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia telah berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Dari kutipan pembukaan UUD 1945, pendidikan dapat dikatakan sebagai cita-cita bangsa Indonesia setelah berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya.

 

Gagasan untuk menjadikan pendidikan sebagai cita-cita luhur bangsa Indonesia tersebut berasal dari Presiden Soekarno. Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan,

 

Presiden Soekarno mengungkapkan cita-citanya akan pendidikan bagi rakyat agar dapat terbebas dari belenggu kebodohan dan penjajahan.

 

Pasca kemerdekaan, kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi terbuka lebar bagi seluruh rakyat Indonesia Lembaga pendidikan tinggi mulai tumbuh pesat pasca kemerdekaan Indonesia.

 

Nama kampus yang semula mengadopsi bahasa Belanda pun perlahan diubah. Tingginya angka pertumbuhan institusi pendidikan tinggi di Indonesia pun berbanding lurus dengan partisipasi warga Indonesia dalam menempuh pendidikan.

 

Di momen yang bersejarah ini sudah sepatutnya kita turut serta mengisi kemerdekaan dengan menuntut ilmu. Bagi anak usia sekolah dasar, belajar mengenai konsep kemerdekaan dapat dimulai melalui media belajar elektronik seperti museum virtual di Primaindisoft.

 

DiMomen ini pula, Keluarga Besar DInas Dikpora Kabupaten Dompu, Melalui Kepala Dinas Dikpora Kab Dompu, Drs H Rifaid MPd,,Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 78.

Merdeka.. Merdeka Pendidikan Indonesia.. Merdeka Generasi Penerus bangsa.

Pen : IW




Sekilas Pekerjaan Umum Di Jaman Indonesia Merdeka.

 

 

ChanelNtbNews, Dompu NTB – Setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945, maka semenjak itu Pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan Pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun Pemerintahan Daerah-daerah.

 

Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka pada Menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya.

 

 

Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V.&W. (dikenal dengan nama “Gedung Sate”).

 

Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti Tentara Sekutu masuk ke Indonesia.

 

Akibat dari keinginan Pemerintahan Belanda ini, terjadilah pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya,

 

Antara lain “Gedung Sate” yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa “3 Desember 1945”).

 

Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta, begitu juga Kementerian PU.

 

Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta, berpindah lagi ke Jakarta.

 

Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perobahan pimpinan dan organisasi,sesuai situasi politik pada waktu itu.

 

 

Lewat Momentum Bersejarah ini, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Dompu, Aris Ansari ST MT, Beserta Keluarga Besar Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 78.

 

Pen : IW