Bank Pakan Salah Satu Solusif Ketersediaan Akan Pakan Ternak

Foto, Salah Satu Gudang Pakan 

 

 

Penulis : Awaludin

ChanelNtbNews, Dompu, NTB – Salah seorang petani ternak sapi yang ulet dan sukses dengan Bank Pakan nya, sebut saja namanya Syarifudin dan Ia, adalah buruh tani yang berdomisili di Desa Saneo Kecamatan Woja Kabupaten Dompu yang memiliki 2 ekor Sapi.

 

Setiap kali berangkat ke sawah untuk bekerja Syarifuddin sempatkan selalu membawa pulang sekarung rumput untuk piaraannya, Dia tidak pernah berpikir ngarit sebagai beban, toh sambilan saja sebagai buruh tani. Rumput yang diberikan ke Sapi nya pun tak pernah dihitung sebagai biaya dalam beternak, toh gratis. karena Syarifudin menjadikan Sapi sebagai aset yang bisa dijual sewaktu waktu untuk kebutuhan mendadak.

 

Syarifudin adalah tipikal peternak rakyat yang tidak pernah menghitung pakan sebagai cost. Ngarit bukanlah beban karena itu pekerjaan sambilan. dan ternaknya pun masih 2 ekor.

 

Akan tetapi banyak peternak yang memelihara puluhan Sapi di Kabupaten Dompu, dan diniatkan sebagai bisnis, tetapi masih meniru cara kerja Syarifudin, ngarit tiap hari buat ternaknya. rentu saja pola kerja seperti ini jauh lebih efisien.

 

Apalagi kalau melihat kendala cuaca. di musim hujan, rumput dan hijauan melimpah, namun sering hujan sehari hari akan tetapi menghambat kegiatan mencari rumput.

 

Sebaliknya di musim kemarau, rumput seolah olah menghilang dan Ketika musim panen padi, limbah padi dibuang begitu saja bahkan dimusnakahkan dengan cara dibakar, dan begitu juga Ketika panen jagung, limbah jagung yang sangat banyak sekali tidak dimanfaatkan oleh petani.

 

Foto, salah satu Gudang Pakan 

 

Lalu bagaimana sebaiknya? Selain mengusahakan budidaya pakan sendiri, peternak mulai skala puluhan sudah saatnya membuat bank pakan. apa itu bank pakan? sederhananya adalah tempat kita menabung pakan apalagi di kala pakan melimpah dan bisa digunakan sewaktu waktu.

 

Apakah dengan bank pakan lalu kita tidak perlu ngarit lagi? Yang pasti masih perlu ngarit, kan rumput dan hijauan tidak bisa datang sendiri ke kandang. akan tetapi ngaritnya bisa dijadwal, bisa seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan bisa juga hanya ngarit di saat panen saja. Itu tergantung kapasitas dan isi bank pakan kita.

 

Untuk bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama, maka hijauan segar harus melalui proses pengawetan dengan beberapa model pengawetan pakan yang bisa dipilih yaitu. Pengeringan hijauan, biasa pada daun ramban, rumput lapangan, rendeng kacang, kangkung dll. Hijauan yang kering disebut Hay. Hay karena sudah kering, cukup disimpan dalam karung dan ditaruh di gudang selama berbulan bulan.

 

Kemudian Teknik pengawetan selanjutnya adalah fermentasi dan silase. Apa bedanya antara fermentasi dan silase? Dalam fermentasi, diperlukan tambahan fermentor atau mikroorganisme lokal sebagai starter, sedangkan dalam silase tidak memerlukan tambahan apapun. Keduanya memerlukan situasi kedap udara.

 

Dimana Fermentasi membutuhkan mikroba yang membantu proses fermentasi. ada banyak jenis mikroba yg bisa dipakai, yang paling dikenal adalah EM4. Sebetulnya mikroba ini juga bisa kita produksi sendiri, atau kita biakkan dari mikroba yg ada.

 

Syarat bekerjanya mikroba ini adalah adanya media yg manis ataupun zat pati dan berproses dalam ruang yg kedap udara atau anaerob. yang biasa digunakan untuk membuat mikroba berproses adalah tetes tebu atau molases yg dicampur dalam air.

 

Pada prinsipnya, mikroba seperti EM4 adalah mikroba yg “pingsan” dan baru bangkit ketika menemukan yg manis manis. Nah molases atau tetes tebu itu sejenis gula kualitas rendah. Cairan molases yg sudah dicampur dg mikroba itu disiramkan pada hijauan yg sudah dicacah. Ada kalanya ditambahkan bekatul atau polar untuk menurunkan kadar air dan menambah nilai nutrisi.

 

Oleh karena itu, Kunci dari pembuatan fermentasi dan silase adalah wadah yang kedap udara karena keduanya bekerja dalam situasi anaerob atau ketiadaan oksigen. Ada beberapa pilihan wadah yang biasa dipakai di antaranya adalah tong biru atau drum plastik bekas wadah cairan kimia; plastik silase dan bunker atau kolam semen.

 

Sehingga Pilihan tentang wadah yang  dipakai tergantung selera. bisa Bunker, silo atau kolam semen bisa menampung hingga berton-ton hijauan, yang akan efektif digunakan ketika panen melimpah. Tong biru juga praktis karena mudah dipindah pindah dan sekali buka bisa untuk satu kali umpan. Sedangkan plastik silase lebih praktis lagi, tapi biasanya sekali pakai karena rawan robek atau bocor.

 

Kunci keberhasilan silase dan fermentasi adalah kepadatan hijauan dalam wadah. Biasanya diinjak- injak atau dipadatkan dengan kayu agar tidak ada celah rongga udara. Khusus untuk bunker atau kolam semen, lapisi dengan plastik UV utk memastikan kedap udara. Sedangkan untuk tong biru, pastikan ditutup rapat dan dikunci dengan plastik.

 

Kenapa dalam silase hijauan tanpa dicampur mikroba bisa terjadi fermentasi? Karena dalam hijauan terdapat bakteri asam laktat yg dalam situasi kedap udara akan bekerja laiknya fermentor.

 

Silase atau fermentasi bisa disimpan berbulan bulan bahkan dalam beberapa kasus awet hingga 1-2 tahun, tanpa busuk dan tanpa menghilangkan kandungan nutrisi yg ada dalam hijauan. Bahkan fermentasi mempunyai beberapa keuntungan selain awet, juga dapat menaikkan kadar nutrisi karena mikroba mampu memecah senyawa yang kompleks menjadi lebih sederhana dan mampu mengkonversi energi menjadi protein.

 

Selain itu proses fermentasi akan mengubah rasa dari yg tadinya tidak disukai menjadi disukai. Ingat soal rasa, kambing juga suka rasa nano-nano: manis, asam, asin. Fermentasi juga melunakkan tekstur hijauan. Terakhir, fermentasi dapat menurunkan kadar racun atau zat anti nutrisi yang mungkin ada dalam hijauan.

 

Sehingga hasil fermentasi dan silase dapat membantu meningkatkan nutrisi pakan, namun kualitas silase/fermentasi tergantung pada kualitas hijauan yg kita proses. Idealnya selalu campur beberapa jenis hijauan minimal 4 jenis untuk menghilangkan zat anti nutrisi (racun). Khusus untuk silase, perhatikan kadar air hijauan dengan melayukan dulu sebelum dicacah dan dimasukkan dalam wadah. Silase yg berhasil berbau wangi vinegar khas fermentasi.

 

Jadi kalau kita punya bank pakan, kita tidak kuatir akan kekurangan pakan setiap harinya. Waktu yg tersita untuk ngarit tiap hari bisa digunakan untuk aktifitas lain yg lebih produktif. Bahkan dengan sistem bank pakan, satu orang bisa melayani 50 – 100 ekor Sapi. Lebih praktis bukan?

 

Maka, bank pakan ini bisa dianalogikan sebagai mesin ATM, kita bisa kapanpun mengambilnya selama saldonya masih ada. Tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga saldo itu selalu ada dan mencukupi buat ternak kita ditahun 2024,

 

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) mendapatkan 14 Bank Pakan dengan rincian 8 unit untuk Bank Pakan Silase dan 6 Unit untuk Bank Pakan Konsetrat. Dengan tulisan diatas diharapkan dengan keberadaan Bank Pakan ini sedikit tidak dapat merubah pola pikir Petani Peternak yang ada di Kabupaten Dompu tentang tata cara beternak yang baik dalam rangka menigkatkan taraf hidup petani peternak.

 

Bersambung…….